Senin, 17 Oktober 2011

Setahu saya 1 ons = 100 gram dan 1 pound= 500 gram itu nenek moyang kita
mengambil acuan Belanda tempo dulu, bukan Inggris.
Hal lain yang potensial bisa membingungkan orang Indonesia saat ini misalnya
penggunaan simbol TITIK dan KOMA dalam penulisan bilangan yang ternyata
punya arti yang terbalik-balik dari yang umum dipakai di dibanyak negara. Di
Indonesia simbol KOMA digunakan untuk memisahkan nilai bulat dari nilai
pecahannya sedangkan yang umum dipakai sebenarnya bukan KOMA tapi TITIK.
Sebaliknya simbol TITIK di Indonesia malah digunakan untuk memisah-misahkan
rentetan angka ratusan, ribuan, ratus-ribuan, jutaan, milyaran dst (per tiga
digit).Sementara dibanyak negara pemisahan bilangan ratusa,ribuan
atau jutaan tersebut dilakukan dengan memakai simbol KOMA.
Contoh:
(1). 2, 350 (di Indonesia dibaca: dua koma tiga ratus lima
puluh) artinya 2 satuan dan 350 pecahan
2, 350 (Internasional dibaca: dua ribu tiga ratus lima
puluh) artinya 2 ribuan 3 ratusan 5 puluhan.
(2). 2.750 (Di Indonesia dibaca dua ribu tujuh ratus lima puluh)
artinya 2 ribuan 7 ratusan 5 puluhan
2.750 (Internasional berarti :2 + 750/1000) yaitu 2 satuan dan
750 pecahan

Satu lagi yang kemungkinan dipinjam dari Belanda adalah penggunaan kata
Miliar yang dalam istilah Inggris menggunakan kata Billion. Sebab itu orang
Melayu di negara-negara ex-jajahan Inggris seperti Malaysia, Singapura atau
Bruney mereka tidak menyebut seribu juta dengan Miliar tapi dengan bilion.
Miliar itu kesannya seperti dekat ke Million (juta) seperti halnyaTrillion
diubah menjadi triliun.

Khusus mengenai cerita PHK karyawan karena kasus salah paham tentang
definisi Ons saya hanya sarankan agar seorang pekerja kalau bekerja di
sektor yang menyangkut keterkaitan dengan urusan Internasional atau lebih
dekat kearah sains dan teknologi ya mesti mengenal dan mempelajari secara
serius istilah-istilah yang dipakai secara standard Internasional. Jadi
jangan coba salahkan guru yang mengajarnya . Bekerja itu dituntut
profesional, jadi segala sesuatu yang diperlukan untuk jadi profesional
harus dikaji betul dan jangan hanya cukup menggunakan ilmu pemahaman dari
sekolah melulu.
Tapi dipihak lain memang para guru harus mulai lebih berwawasan jauh kedepan
untuk bisa memberi pengertian yang lebih lengkap kepada para siswanya
mengenai setiap pengertian dasar dari suatu ilmu, kalau bisa ya cerita
sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
diajarkannya supaya tidak monoton dan ada tambahan pengertian buat si
pelajar.

Ada kisah yang mirip dengan kisah salah paham arti Ons diatas. Dua puluh
sekian tahun lalu seorang teman bekas seperusahaan saya rupanya lulusan
daerah terpencil dan baru aktif mencoba berkomunikasi dalam bahasa Inggris
dengan bos barunya yang kebetulan bule . Dengan berbekal pengetahuan Inggris
dari sekolah SMP-SMA plus baca-baca sendiri dia satu saat menjawab panggilan
telepon si boss pada malam hari. Ketika mengangkat telephon dari si Boss
dia bilang "Hi Good night, Sir" yang maksudnya ucapan "halo selamat malam
bos". Padahal umumnya good night digunakan untuk kata selamat tidur atau
salam perpisahan. Kejadian ini bisa berlaku karena sejak SMP-SMA dia tahunya
dari guru bahasa Inggrisnya bahwa good night itu artinya selamat malam
seperti good morning berarti selamat pagi.

Table of mass units
Unit Relative
value
Metric
value
Notes
grain (gr) 17000 ≈ 64.80 mg 17000 lb
dram (dr) 1256 ≈ 1.772 g 116 oz
ounce (oz) 116 ≈ 28.35 g 16 dr
pound (lb) 1 ≈ 453.6 g 16 oz
quarter (qtr) 25 ≈ 11.34 kg 25 lb
hundredweight (cwt) 100 ≈ 45.36 kg 4 qtr
ton (t)
or
short ton (sh. tn.)
2,000 ≈ 907.2 kg 20 cwt


DARI BERBAGAI SUMBER :
>
> Sekedar info buat yang belum tahu, klo yang udah, sekedar mengingatkan
>
> *1 ONS BUKAN 100 GRAM.*
>
> PENDIDIKAN YANG MENJADI
> BOOMERANG.
>
> Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK
> akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis
> pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun.
> Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara
> Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama
> itu dianggap selalu gagal.
>
> Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya
> menggunakan satuan pound dan ounce.
> Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan
> 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100
> gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah.
>
> Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari
> untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang
> menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g.
> Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar
> Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce)
> adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain
> termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara
> internasional tidak
> bisa ditemukan.
>
>
> SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.
>
> Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba
> Menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas system
> takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu Direktorat Metrologi.
> Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama melarang pemakaian
> satuan ons untuk ekivalen 100 gram.
> Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam
> Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia .
> Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya.
> Satuan *Ons bukanlah bagian dari sistem metrik* ini dan untuk
> Menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak
> Lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang
> bertulisan "ons" dan "pound".
>
> Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan
> 1 pound = 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan system
> takar-timbang legal* atau pengakuan internasional atas satuan ons
> yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan
> legal yang diakui dunia internasional, *tidak pernah dikenal adanya
> satuan ONS khusus
> ** Indonesia **.
>
> Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun.
> Sampai kapan mau dipertahankan ?
>
> BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?
>
> Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih
> dibangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja
> nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh
> karena akan menyesatkan.
>
> Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana
> penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan
> sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para
> murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari.
> Sungguh memprihatinkan.
> Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan
> 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya
> dalam kegiatan sehari-hari.
> "Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak
> kita sejak usia dini.
>
> Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku
> pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen
> Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin
> Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum
> merubah atau memberikan petunjuk resmi.
>
>
> TANGGUNG JAWAB SIAPA ?
>
> Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan
> kita jangan lepas tangan.
> Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru
> Yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak
> Menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang
> Mana yang pernah diakui/ diberlakukan secara internasional, yang
> menyatakan bahwa : **1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*
>
> Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal
> ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?
> Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara mana saja selain
> Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram?
>
> Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit
> buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini?
>
> Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang
> keliru* ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat
> Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka
> konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia
> (versi Depdiknas).
> Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional
> sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya system
> timbangan Indonesia
> yang konversinya adalah 1 ons *(Depdiknas) * = 100 gram
> Dan 1 pound *(Depdiknas) * = 500 gram.?
> Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas) *" ini dimasukkan dalam sistem
> metric
> yang sudah baku diseluruh dunia? Siapa yang mau pakai?.
>
> HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.
>
> Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema
> yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya
> yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita
> dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu
> yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa
> diketahui dimana kesalahannya.
>
> Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan
> masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera
> dihentikan.
>
> Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis
> mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan
> anak-anak Indonesia . Berikan teladan kepada bangsa ini untuk
> tidak malu memperbaiki kesalahan.
>
> Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal
> Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki
> supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang
> paling
> berwenang di Indonesia . Mari kitam ikuti satu acuan saja, yaitu
> Direktorat Metrologi.
>
> Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak
> kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya,
> prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya.
> Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah
> merupakan upaya yang sangat berat.
>
> Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru
> bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan
> mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara
> internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi
> korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja,
> berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan
> yang berlaku secara internasional.
>
> Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang
> Benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang
> Akan penuh dengan tantangan berat.
>
> ACUAN MANA YANG BENAR?
>
> Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan
> juga
> ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll.
> *(maaf, ini bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak
> perlu diragukan lagi.
>
> Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu
> Dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian/diary/ agenda
> yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai
> sarana promosi.
>
> *Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH
> secara internasional adalah sistem avoirdupois/ avdp. (baca : averdupoiz).
>
> 1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
> 1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
> 1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*
>
> Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik
> resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram.
> Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai
> malapraktek?
> Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum!!!
>
> Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang
> mengajarkan. (*ini hanyagambaran/ilustrasi salah satu akibat yang
> bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang
> lain banyak sekali terjadi)*
>
> KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.
>
>
> Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik
> kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis/pedagang, sekolah dan
> orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung
> penghapusan satuan "ons dan pound yang keliru" dari kegiatan kita
> sehari-hari.
> Pengajaran sistem timbang dgn. satuan Ounce dan Pound
> seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai
> kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang benar*. Hal ini untuk
> membuang kebiasaan
> salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa
> mencelakakan/ menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

Copyright © MATH98PERSON by Mohammad Aliwafa